Etiket
Etiket atau tata krama adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan. Etiket berasal dari kata bahasa Prancis "etiquette".
Basic manners sendiri adalah salah satu hal yang penting untuk diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Anak yang tumbuh dengan basic manners akan bisa berbaur dengan baik di masyarakat. Ini merupakan bekal yang penting untuk masa depannya. Beberapa basic manners yang perlu dimiliki oleh seorang anak adalah terbiasa mengucapkan terima kasih, meminta maaf, mengerti cara berbagi, memiliki keinginan untuk menolong orang lain, serta tahu cara yang tepat untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Pengertian
[sunting | sunting sumber]Belakangan ini penggunaaan kata-kata dalam ucapan dan keterangan semakin luas dan banyak menggunakan kata-kata yang jarang digunakan. Hal ini terkadang membuat kita tidak mengerti maksud dari kata-kata tersebut, seperti halnya penggunaan kata manners. Penggunaan kata-kata tersebut bisa saja kalian lihat di dunia nyata maupun di dunia maya seperti di sosial media Instagram, Facebook, Twitter atau di aplikasi berbasis chat seperti Line, WhatsApp, dan lain sebagainya.
Namun, apakah kalian mengetahui arti kata manners yang sebenarnya? Berikut ini adalah penjelasan dari arti kata manners berdasarkan Kamus Bahasa Inggris–Indonesia Daring supaya kalian paham dalam membaca suatu kalimat yang mengandung kata tersebut.
Arti kata manners dalam Kamus Bahasa Inggris–Indonesia adalah "tata krama".
Tata krama dasar
[sunting | sunting sumber]Basic manners atau tata krama dasar adalah perilaku baik seseorang terhadap orang lain yang ada di sekitarnya. Seseorang dengan basic manners yang baik akan memiliki kehidupan sosial yang baik pula. Oleh karena itu, orang tua perlu mengajarkan basic manners kepada anaknya sejak dini sebagai bekalnya dalam bergaul kelak. Ada beragam perilaku yang termasuk basic manners. Beberapa di antaranya yang perlu diketahui oleh anak meliputi:
Meminta tolong dan mengucapkan terima kasih
[sunting | sunting sumber]Salah satu tata krama yang perlu diajarkan orang tua kepada anaknya adalah cara untuk minta tolong dengan baik dan menguncapkan terima kasih setelah dibantu oleh orang lain. Orang tua harus menjadi contoh dengan mengucapkan hal yang sama saat meminta tolong kepada sang anak.
Sebagai contoh, saat kalian meminta anak untuk menaruh mainannya, gunakanlah kata “tolong ditaruh dulu ya, nak”, lalu setelah anak menaruh mainannya, jangan lupa untuk mengucapkan kata "terima kasih". Jika dilakukan setiap hari, lama-kelamaan anak-anak akan mengikuti kebiasaan ini. Jangan lupa juga untuk memberikan penjelasan mengenai pentingnya kata tolong dan terima kasih.
Menyapa orang lain dengan baik
[sunting | sunting sumber]Menyapa orang lain dengan baik adalah salah satu basic manners yang penting dikuasi oleh anak-anak. Saat bertemu dengan teman, saudara, atau orang lain yang belum dia kenal, mereka harus tahu cara menyapa yang baik. Ajarkan anak untuk menggunakan kata-kata yang sopan, terutama jika yang disapa adalah orang yang lebih tua.
Selain itu, ajarkan pula kepada anak untuk menatap mata lawan bicaranya saat mengobrol. Jika memungkinkan, ajarkan pula mereka untuk berjabat tangan dengan orang yang baru dia kenal. Cara terbaik untuk menerapkan tata krama ini adalah dengan mempraktikkannya sambil bermain role play atau berpura-pura sedang bertemu orang lain.
Meminta izin sebelum mengambil sesuatu
[sunting | sunting sumber]Anak harus belajar bahwa tidak semua barang boleh dia ambil begitu saja. Saat dia melihat sesuatu yang ingin disentuh, dimakan, atau diambil, anak harus diajarkan untuk meminta izin terlebih dahulu. Setelah berhasil mendapatkan sesuatu yang dia inginkan, mereka juga harus diajarkan untuk mengucapkan terima kasih.
Meminta maaf saat melakukan kesalahan
[sunting | sunting sumber]Selain meminta tolong dan mengucapkan terima kasih, basic manners selanjutnya yang harus diketahui anak adalah cara meminta maaf yang baik. Ketika melakukan kesalahan, anak harus diajarkan untuk jujur mengakuinya dan meminta maaf.
Tidak menertawai atau menghina orang lain
[sunting | sunting sumber]Anak mungkin saja mendengar kata-kata ledekan dari lingkungan atau dari acara televisi maupun video yang dia tonton, lalu menganggapnya boleh dilakukan. Untuk mencegah hal tersebut, orang tua harus memastikan bahwa buah hatinya mengetahui basic manners untuk tidak meledek, menertawai, atau menghina orang lain.
Jika mereka dibiarkan meledek orang lain dengan dalih bercanda, padahal candaan tersebut menyakiti hati orang lain, perilaku ini lama-kelamaan bisa mengarah kepada bullying. Ajarkan kepada anak bahwa menyakiti perasaan orang lain adalah perbuatan yang tidak baik dan harus dihindari.
Membantu orang lain
[sunting | sunting sumber]Membantu orang lain adalah basic manners yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini. Ajarkan anak untuk peduli dengan lingkungan sekitarnya. Ini bisa memupuk rasa empati kepada anak dan membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang tidak egois. Kalian bisa mulai dengan membiasakan anak untuk membantu pekerjaan rumah, seperti membereskan mainannya sendiri atau meminjamkan barangnya kepada orang lain yang membutuhkannya.
Cara berkomunikasi yang baik dengan teman sebaya
[sunting | sunting sumber]Anak harus diajarkan basic manners saat sedang bermain dengan teman sebayanya. Dengan demikian, dia bisa bergaul dengan baik dan membuat teman-temannya merasa nyaman. Biasakan anak untuk berbicara dengan tenang, tidak berteriak, dan mengucapkan keiniginan atau maksud perkataannya dengan jelas. Saat berkumpul dengan teman sebaya, penting juga mengajarkan rasa sabar kepada anak, sehingga dia mau bergantian saat bermain.
Buang sampah
[sunting | sunting sumber]Kalian juga harus selalu membiasakan kalau anak selesai makan apa pun yang ada ampas atau sampahnya untuk dibuang ke tempat sampah sendiri yang berada di belakang. Kalau perlu, temani dan tunggu dia sampai buang sampah sendiri dengan benar.
Menaruh piring dan baju kotor
[sunting | sunting sumber]Hal ini juga perlu kalian tekankan kepada anak-anak, yaitu kalau selesai makan menempatkan piring sendiri di wastafel belakang. Jika sang anak tingginya sudah sampai, tetaplah temani dan tunggu untuk taruhnya. Selain itu, ajarkan juga untuk menaruh baju kotor. Jadi kalau mau mandi, semua bajunya yang sudah dilepas suruh dimasukkan ke keranjang baju kotor sendiri, kalau perlu buang juga pampersnya ke tempat sampah.
Tidy up
[sunting | sunting sumber]Hal ini merupakan sesuatu yang paling susah banget untuk diajarkan. Kalau dia selesai mainan, suruhlah mereka untuk tidy up, tetapi tetaplah terus tunggu sampai dia mau membereskan semuanya. Kalau belum tidy up, jangan perbolehkan dia untuk tidur.
Duduk ketika makan dan minum
[sunting | sunting sumber]Kalian mungkin akan beratus-ratus kali untuk mengajarkan hal yang satu ini. Susahnya ampun-ampunan. Kalau makan berat, dia memang duduk, tetapi kalau misalnya makan camilan atau minum itu pasti sambil lari ke mana-mana. Mereka baru akan menurut disuruh duduk kalau sedang makan es batu aja. Sisanya, mereka akan berlarian ke mana-mana.
Sharing
[sunting | sunting sumber]Ini juga hal yang masih susah sekali. Saya paham mereka masih kecil, tetapi tidak serta-merta membiarkan mereka untuk jadi pelit atau tidak mau sharing. Ajarkan dan arahkan anak untuk berbagi kepada temannya. Kalau lagi sadar mereka biasanya mau, tetapi kalau egonya sedang tinggi boro-boro mau sharing, memegang saja tidak boleh. Ini akan menjadi pekerjaan rumah (PR) tersendiri untuk kalian. Dia akan sukarela sharing kalau makanan atau mainan yang dia tidak suka saja.
Menatap dan menjawab ketika bicara
[sunting | sunting sumber]Memang namanya anak kecil, dia ngoceh semau dia saja, tetapi tetap teruslah biasakan mereka hal ini. Jadi, kalau mereka ditanya sesuatu, tetapi tidak dijawabnya, cobalah terus tanyakan kepadanya sampai dia menjawab dan memperhatikan kalian. Jangan biasakan mereka untuk bersikap cuek dan beritahu kepadanya kalau berbicara itu sambil diliat orangnya.
Mengantre
[sunting | sunting sumber]Perilaku ini dapat kalian ajarkan kalau sedang berada di playground. Jadi, agar dia tahu kalau kita tidak boleh menyela orang yang memang sudah lebih dulu antre, serta ajarkan pula dia untuk bersabar. Biasanya, ini juga bisa diajarkan kalau ke minimarket atau supermarket ketika akan membayar di kasir.
Menerima dan memberi menggunakan tangan kanan
[sunting | sunting sumber]Ini sih biasa papinya yang gencar banget ajarinnya. Soalnya Dila sering banget kalau makan, terima sesuatu atau kasih sesuatu itu pake tangan kiri. Biasanya kalau dia seperti itu kita kasih tahu 'pake tangan yang bagus dong Dil' nanti dia akan ganti langsung pakai tangan kanan. Tapi tetap masih harus diingatkan terus.
Masuk ke rumah orang jika sudah dipersilakan
[sunting | sunting sumber]Basic manners yang berpengaruh dan membentuk kepribadian anakmu dengan baik ialah jika ia terbiasa untuk masuk ke rumah orang lain jika sudah dipersilakan. Meskipun terlihat sangat sepele, namun ini sangat berdampak besar hingga ia dewasa. Ia jadi paham bahwa selain di rumahnya sendiri dia tidak bisa bersikap sembarangan, dan memang hal ini adalah dasar dari kesopanan.
Tidak membiarkan orang yang menjemput menunggu
[sunting | sunting sumber]Terlambat, mengulur waktu, dan membuat orang menunggu sering sekali dilakukan oleh orang-orang terutama pada rekan yang sudah dekat. Namun rasanya hal itu kurang etis jika terus menerus sebab terkesan tidak menghargai mereka. Cobalah untuk siap lebih awal dari orang yang jemput kamu.
Saat sudah meminjam atau meminta sesuatu lebih dari tiga kali waktunya membeli sendiri
[sunting | sunting sumber]Sebagai manusia, kita pasti hidup yang penuh keterbatasan, pinjam meminjam bukanlah hal yang asing untuk dilakukan. Terkadang kita meminjam bahkan meminta sesuatu milik orang lain untuk memenuhi kebutuhan kita. Ketika kamu telah meminjam sebanyak tiga kali, sudah seharusnya kamu membeli sendiri.
Setelah mengisi bensin di SPBU, maju dulu baru tutup tangki dan menghidupkan mesin
[sunting | sunting sumber]Memang melelahkan saat harus mengantri di SPBU. Antrian panjang yang membuat kita semakin lelah itu sebenarnya berasal dari orang-orang yang menyelesaikan urusannya di titik pengisian bensin dan belum beranjak sebelum urusannya selesai, termasuk merapikan isi dompet setelah mendapat kembalian atau sekedar menutup tangki motor yang sedikit memakan waktu. Oleh karena itu, mari kita ubah kebiasaan tersebut dengan beranjak dari titik pengisian dulu baru menyelesaikan urusan dengan motor.
Menggunakan tata bahasa yang sopan dan baik ketika berbicara dengan orang asing atau tidak terlalu dekat
[sunting | sunting sumber]Tidak ada salahnya berbicara dengan formal ketika bertemu orang asing atau orang yang tidak terlalu dekat dengan kita. Hindari panggilan bahasa gaul seperti elo, gue, ngab, dan lain-lain untuk menghindari kesalahpahaman. Sebab ada sebagian orang kurang nyaman berbicara non-formal dengan orang asing.
Tahan pintu jika ada orang di belakang
[sunting | sunting sumber]Jika kamu pernah duduk di belakang seseorang yang akan meninggalkan ruangan (minimarket, ATM, masjid, dll.), menjaga pintu tetap terbuka untuk orang yang akan pergi adalah perilaku yang bagus. Bukan tidak mungkin; mereka akan mengapresiasi, entah itu senyuman atau ucapan terima kasih. Selain itu, jika kamu menutup pintu tanpa menoleh ke belakang akan membahayakan orang yang di belakangmu dan itu tidak sopan.
Respect other opinion
[sunting | sunting sumber]Hal lain yang harus anda perhatikan ketika anda ingin menunjukkan tata krama anda yang baik kepada orang lain adalah anda harus memberikan respek kepada pendapat orang lain. Ada kalanya mungkin pendapat orang lain berbeda dengan pendapat pribadi kita masing-masing, oleh karena itu jika anda ingin menunjukkan manners anda yang baik maka anda harus memberikan respek anda kepada orang lain yang berbeda pendapat dengan anda. Mengapa begitu karena every person is different and unique! (Setiap orang berbeda dan unik!) , jadi jangan pernah anda merasa emosi atau kesal karena pendapat anda berbeda dengan pendapat teman anda atau orang lain.
Tips mengajarkan tata krama dasar kepada Anak
[sunting | sunting sumber]Mengajarkan basic manners kepada anak bukanlah perkara mudah. Butuh kesabaran dan waktu yang tidak sebentar. Berikut ini beberapa tips untuk mempermudah proses mengajarkan basic manners kepada anak yang mungkin bisa orang tua ikuti.
Berikan instruksi yang jelas
[sunting | sunting sumber]Saat mengajarkan sesuatu pada anak, Anda harus memberikan instruksi yang jelas. Jelaskan alasan di balik instruksi Anda dan pentingnya ia menjalankan hal tersebut dengan baik. Tatap mata anak saat menjelaskan dan gunakan kata-kata yang lembut.
Sesuaikan dengan usia anak
[sunting | sunting sumber]Tidak semua jenis basic manner bisa diajarkan langsung pada anak. Saat anak baru bisa berbicara, Anda dapat mulai mengajarinya hal-hal sederhana, seperti mengucapkan terima kasih, maaf, dan tolong. Saat ia memasuki usia sekolah, Anda bisa mengajarkan basic manner mengenai cara bergaul yang baik dengan teman sebaya.
Berikan contoh
[sunting | sunting sumber]Anak akan meniru sebagian besar perilaku orang tuanya. Jika ingin buah hati menjadi orang yang selalu mengucapkan terima kasih, tolong, dan maaf, Anda juga harus mempraktikkan hal yang sama.
Berikan pujian jika anak berhasil
[sunting | sunting sumber]Semakin sering anak mendapatkan atensi positif dari Anda ketika melakukan basic manner dengan baik, ia akan semakin senang mempraktikkannya. Pujian bisa menjadi motivasi positif bagi anak untuk membiasakan diri berperilaku baik.
Sering latihan
[sunting | sunting sumber]Agar anak terbiasa melakukan basic manner, orang tua harus mengajaknya latihan secara aktif. Anda bisa menciptakan skenario-skenario dan bermain peran dengan anak. Misalnya, bersandiwara sebagai teman baru anak di sekolah saat tahun ajaran baru. Jika anak masih sulit memiliki basic manner meski Anda sudah mencoba berbagai cara, Anda bisa berkonsultasi dengan psikolog anak untuk mendapatkan tips lebih spesifik sesuai dengan kondisi perkembangan si Kecil.
Bacaan tambahan
[sunting | sunting sumber]- Serres, Jean (2010). Practical Handbook of Protocol. 3 avenue Pasteur – 92400 Courbevoie, France: Editions de la Bièvre. hlm. 474. ISBN 290595504X. Originally published in 1947
- Serres, Jean (2010). "Manuel Pratique de Protocole", XIe Edition. 3 avenue Pasteur – 92400 Courbevoie, France: Editions de la Bièvre. hlm. 478. ISBN 2-905955-03-1. Originally published in 1947
- Tuckerman, Nancy (1995). The Amy Vanderbilt Complete Book of Etiquette. Garden City: Doubleday. ISBN 0-385-41342-4. Originally published in 1952, this and Emily Post's book Etiquette in Society in Business in Politics and at Home were the U.S. etiquette bibles of the 1950s–1970s era.
- Debrett's Correct Form. Debrett's Ltd. 2006. ISBN 1-870520-88-2.
- Bryant, Jo (2008). Debrett's A–Z of Modern Manners. Debrett's Ltd. ISBN 1-870520-75-0.
- Marsh, Peter (1988). Eye to Eye. Tospfield: Salem House Publishers. ISBN 0-88162-371-7.
- From Clueless to Class Act: Manners for the Modern Woman. Sterling. 2006. ISBN 9781402739767. From Clueless to Class Act: Manners for the Modern Man. Sterling. 2006. ISBN 9781402739750. The Etiquette Book: A Complete Guide to Modern Manners. Sterling. 2011. ISBN 9781402776021. by Jodi R.R. Smith deal with proper etiquette for men and women.
- Johnson, Dorothea (1997). The Little Book of Etiquette. The Protocol School of Washington. Philadelphia: Running Press. hlm. 127. ISBN 978-0-7624-0009-6.
- Martin, Judith (2005). Miss Manners' Guide to Excruciatingly Correct Behavior, Freshly Updated. W.W. Norton & Co. hlm. 858. ISBN 0-393-05874-3.
- Baldrige, Letitia (2003). New Manners for New Times: A Complete Guide to Etiquette. New York: Scribner. hlm. 709. ISBN 0-7432-1062-X.
- Brown, Robert E.; Dorothea Johnson (2004). The Power of Handshaking for Peak Performance Worldwide. Herndon, Virginia: Capital Books, Inc. hlm. 98. ISBN 1-931868-88-3.
- Secrets of Seasoned Professionals: They learned the hard way so you don't have to, by Kelly A. Tyler, Fired Up Publishing (2008), ISBN 978-0-9818298-0-7, 146 pages.
- Town & Country Modern Manners: The Thinking Person's Guide to Social Graces, by Thomas P. Farley, Hearst Books (September 2005), ISBN 1-58816-454-3, 256 pages.
- Manners That Sell: Adding the Polish that Builds Profits, by Lydia Ramsey, Longfellow Press (2007), 978-0967001203, 188 pages.
- Loewen, Arley. "Proper Conduct (Adab) Is Everything: The Futuwwat-namah-I Sultani of Husayn Vaiz-I Kashifi. "International Society for Iranian Studies. (2003): 544-570. JSTOR.
- Socially Smart in 60 Seconds: Etiquette Do's and Don'ts for Personal and Professional Success", by Deborah Smith Pegues, Harvest House Publishers (2009), ISBN 978-0-7369-2050-6.
- The Britiquette Series: The Must-Have Guide to Posh Nosh Table Manners (66 pages) and The Slightly Rude But Much Needed Guide to Social Grace & Good Manners (101 pages), by Elaine Grace Diarsipkan 2018-03-18 di Wayback Machine., (2007), (EBooks).
- Business Class: Etiquette Essentials for Success at Work by Jacqueline Whitmore, St. Martin's Press (2005), ISBN 0-312-33809-0, 198 pages.
- Qamar-ul Huda. "The Light Beyond Shore In the Theology of Proper Sufi Moral Conduct (Adab)."
Journal Of The American Academy Of Religion 72.2(2004): 461-484. Academic Search Premier.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Etiquette in Society, in Business, in Politics and at Home, by Emily Post (1922)
- Modern Etiquette Diarsipkan 2012-10-26 di Wayback Machine.
- Debrett's
- World Business Etiquette Guides Diarsipkan 2007-06-11 di Wayback Machine.