Pertempuran Jutland
Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Battle of Jutland di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan. (Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel) |
Pertempuran Jutland | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Dunia Pertama | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Inggris | Kekaisaran Jerman | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Sir John Jellicoe Sir David Beatty |
Reinhard Scheer Franz Hipper | ||||||
Kekuatan | |||||||
Total: 151 kapal tempur 28 kapal perang 9 kapal penjelajah tempur 8 kapal penjelajah berpelindung 26 kapal penjelajah ringan 78 kapal perusak 1 kapal ranjau 1 kapal pengangkut pesawat amfibi |
Total: 99 kapal tempur 16 kapal perang 5 kapal penjelajah 6 kapal pra-dreadnought | ||||||
Korban | |||||||
6,094 tewas 674 terluka 177 tertangkap 3 kapal penjelajah 3 kapal penjelajah berpelindung 8 kapal perusak (113,300 ton tenggelam) |
2,551 tewas 507 terluka 1 kapal penjelajah 1 kapal pra-dreadnought 4 kapal penjelajah ringan 5 kapal torpedo (62,300 ton tenggelam)[1] |
Pertempuran Jutland (bahasa Jerman: Skagerrakschlacht, Pertempuran Skagerrak) adalah pertempuran laut antara Armada Utama Royal Navy di bawah Laksamana Sir John Jellicoe, melawan Armada Laut Utara Angkatan Laut Kekaisaran Jerman di bawah Laksamana Madya Reinhard Scheer selama Perang Dunia Pertama. Pertempuran bermula dengan manuver ekstensif dan tiga aksi utama (aksi kapal perusak, aksi armada dan aksi malam), 31 Mei-1 Juni 1916, si lepas pantai Laut Utara dari Semenanjung Jutland milik Denmark.[2] Pertempuran ini adalah pertempuran laut terbesar dan satu-satunya konflik kapal perang berskala penuh dalam perang itu. Pertempuran Jutland merupakan kontak armada ketiga antara kapal perang baja, setelah pertempuran-pertempuran Laut Kuning (1904) dan Tsushima (1905) yang lebih kecil namun lebih menentukan selama Perang Rusia-Jepang. Jutland merupakan pertempuran besar terakhir dalam sejarah dunia yang melibatkan kapal perang.[3]
Armada Laut Utara Jerman berusaha memancing, menjebak, dan menghancurkan sebagian dari Armada Utama Inggris, karena angkatan laut Jerman tidak cukup besar untuk melawan AL Inggris dalam suatu pertempuran terbuka yang melibatkan seluruh armada Inggris. Ini merupakan bagian dari strategi yang lebih besar untuk mematahkan blokade Jerman oleh Inggris dan untuk membuka akses AL Jerman ke Samudra Atlantik. Sementara itu, Royal Navy mengejar strategi mencari dan menghancurkan Armada Laut Utara, dengan demikian AL Jerman terkepung dan jauh dari jalur pelayaran Inggris.[4]
Jerman berencana untuk menggunakan kelompok pengintai cepat pimpinan Laksamana Madya Franz Hipper yang mencakup lima kapal perusak modern untuk memancing skuadron kapal perusak Laksamana Madya Sir David Beatty ke arah armada utama Jerman. Mereka menyiapkan kapal selam di muka di seluruh kemungkinan rute dari kapal-kapal Inggris. Namun, Inggris mengetahui bahwa aksi AL besar mungkin akan terjadi dari sadapan sinyal, sehingga pada tanggal 30 Mei Jellicoe berlayar dengan Armada Besar untuk bertemu dengan Beatty, melewati garis kapal selam saat mereka tidak siap. Rencana Jerman telah tertunda, menyebabkan masalah lebih lanjut untuk kapal selam, yang telah mencapai batas daya tahan mereka di laut.
Pada sore hari tanggal 31 Mei, Beatty bertemu armada kapal perusak Hipper jauh lebih cepat dari yang Jerman perkirakan. Dalam pertempuran yang berjalan, Hipper berhasil memancing vanguard Inggris ke jalur High Seas Fleet. Pada saat Beatty melihat kekuatan lebih besar dan berbalik kembali menuju armada utama Inggris, dia telah kehilangan dua dari enam kapal perusak dan empat kapal perang kuat – meskipun dia telah melesat ke depan kapal perang dari Skuadron Pertempuran 5 sebelumnya pada hari itu, secara efektif kehilangan mereka sebagai komponen integral dari sebagian besar aksi pembukaan melawan lima kapal Hipper. Mundurnya Beatty saat melihat High Seas Fleet, yang Inggris tidak tahu berada di laut terbuka, akan membalikkan jalannya pertempuran dengan memancing armada Jerman untuk mengejar Armada Besar Britania. Antara 18:30, ketika matahari telah tenggelam di ufuk barat di belakang pasukan Jerman, dan malam hari sekitar pukul 20:30, kedua armada – 250 kapal antara mereka – langsung bertempur dua kali.
Empat belas kapal Inggris dan sebelas kapal Jerman tenggelam, dengan banyak korban jiwa. Setelah matahari terbenam, dan sepanjang malam, Jellicoe melakukan manuver untuk memotong Jerman dari pangkalan mereka, berharap untuk melanjutkan pertempuran keesokan harinya, tetapi di balik kegelapan Scheer menerobos kapal-kapal ringan Inggris yang mencakup baris belakang Armada Besar dan kembali ke pelabuhan.[5]
Kedua belah pihak mengklaim kemenangan. Inggris kehilangan lebih banyak kapal dan dua kali lebih banyak pelaut tapi berhasil menahan armada Jerman. Namun, pers Inggris mengkritik Armada Besar karena gagal memperoleh kemenangan besar, sementara rencana Scheer menghancurkan sebagian besar armada Inggris juga gagal. Akhirnya, strategi Inggris yang dimaksudkan untuk menutup akses Jerman ke Inggris dan Atlantik tidak berhasil, meskipun hal tersebut merupakan tujuan jangka panjang mereka.[6] AL Jerman terus menjadi ancaman, sehingga Inggris perlu menugaskan kapal perang mereka di Laut Utara, tetapi pertempuran ini memperkuat kebijakan laut Jerman untuk menghindari baku hantam langsung. Pada akhir tahun 1916, setelah usaha yang gagal untuk mengurangi keunggulan numerik Angkatan Laut Britania, AL Jerman menerima fakta bahwa kapal permukaan mereka telah berhasil tertahan, sehingga mereka mengalihkan upaya dan sumber daya mereka kepada perang kapal selam tak terbatas dan menghancurkan pengiriman netral dan sekutu, yang - bersama dengan Telegram Zimmermann - memicu pernyataan perang Amerika Serikat terhadap Jerman pada April 1917.[7]
Ulasan Royal Navy menghasilkan perselisihan kuat antara pendukung Jellicoe dan Beatty mengenai kinerja kedua laksamana dalam pertempuran. Perdebatan atas kinerja mereka dan pentingnya pertempuran berlanjut hingga hari ini.
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Di artikel ini, istilah "kapal torpedo" dan "kapal perusak" mengacu kepada jenis kapal yang sama dalam AL Jerman.
- ^ Nasmith, hlm. 261
- ^ "The Battle of Jutland". History Learning Site. Diakses tanggal 2016-07-26.
- ^ Jeremy Black, "Jutland's Place in History," Naval History (June 2016) 30#3 pp 16-21.
- ^ "Distant Victory: The Battle of Jutland and the Allied Triumph in the First World War, page XCIV". Praeger Security International. July 2006. Diakses tanggal 30 May 2016.
- ^ Campbell, Analysis pp. 274
- ^ "Distant Victory: The Battle of Jutland and the Allied Triumph in the First World War, page XCV". Praeger Security International. July 2006. Diakses tanggal 30 May 2016.
- ^ Protasio, John. (2011).
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Bennett, Geoffrey (2005). Naval Battles of the First World War. London: Pen & Sword Military Classics. ISBN 1-84415-300-2.
- Black, Jeremy. "Jutland's Place in History," Naval History (June 2016) 30#3 pp 16–21.
- Brooks, John (2005). Dreadnought Gunnery at the Battle of Jutland: The Question of Fire Control. London: Routledge, Frank Cass series. ISBN 0-7146-5702-6.
- Brown, G. I. (1998). The Big Bang: A History of Explosives. Gloucestershire: Sutton Publishing. ISBN 0-7509-1878-0.
- Campbell, John (1998). Jutland: An Analysis of the Fighting. Lyons Press. ISBN 1-55821-759-2.
- English, Major J.A. (1979). "The Trafalgar Syndrome: Jutland and the Indecisiveness of Naval Warfare". Naval War College Review. XXXII (3).
- Forczyk, Robert (2009). Russian Battleship vs Japanese Battleship (Yellow Sea 1904–05). Great Britain: Osprey. ISBN 978-1-84603-330-8.
- Götz, Georg (2010). "Remembering the Battle of Jutland in Post-War Wilhelmshaven". Dalam Niven, William; Paver, Chloe. Difficult Pasts. Memorialisation In Germany since 1945. Macmillan. hlm. 360–368. ISBN 978-0-230-20703-5.
- Gordon, Andrew (1996). The Rules of the Game: Jutland and British Naval Command. London: John Murray.
- Halpern, Paul G. (1994). A Naval History of World War I. London: Routledge. ISBN 1-85728-498-4.
- Keegan, John (1999). The First World War |United States. Alfred A. Knopf, Inc. ISBN 0-375-40052-4.
- Kennedy, Paul M. (1983). The Rise and Fall of British Naval Mastery. London: Macmillan. ISBN 0-333-35094-4.
- Kühlwetter, von, Friedrich (1916). Skagerrak : Der Ruhmestag der deutschen Flotte. Berlin: Ullstein.
- Lambert, Nicholas A (January 1998). ""Our Bloody Ships" or "Our Bloody System"? Jutland and the Loss of the Battle Cruisers, 1916". The Journal of Military History. Society for Military History, Vol. 62, No. 1. 61 (1): 29–55. doi:10.2307/120394. JSTOR 120394.
- Marder, Arthur J. (1966). Jutland and after, May 1916 – December 1916. From the Dreadnought to Scapa Flow. III. Oxford University Press.
- Massie, Robert K. (2003). Castles of Steel: Britain, Germany, and the Winning of the Great War at Sea. Random House. ISBN 0-345-40878-0.
- Massie, Robert K. (1991). Dreadnought: Britain, Germany and the coming of the great war. Random House. ISBN 0-394-52833-6.
- McCartney, Innes (2016). Jutland 1916: The Archaeology of a Naval Battlefield. Bloomsbury. ISBN 978-1844864164.
- McCartney, Innes (2013). "Jutland 1916: The Archaeology of a Modern Naval Battle: The Wreck of HMS Invincible, The World's First Battle Cruiser". SKYLLIS, The Journal of the German Society for the Promotion of Underwater Archaeology – forthcoming.
- McCartney, Innes (March 2012). "The Armoured Cruiser HMS Defence: A Case Study in Assessing the Royal Navy Shipwrecks of the Battle of Jutland 1916 as an Archaeological Resource". International Journal of Nautical Archaeology. 41: 56–66. doi:10.1111/j.1095-9270.2011.00331.x.
- Moretz, Joseph (2002). The Royal Navy and the Capital Ship in the Interwar Period: An Operational Perspective. New York: Routledge. ISBN 0-7146-5196-6.
- Morrison, S. E. (1958). Leyte, June 1944 – January 1945. History of United States Naval Operations in World War II. XII. Boston: Little & Brown. OCLC 3339343.
- Nasmith, Col. George (1919). Canada's Sons and Great Britain during the World War. Introduction by Gen. Sir Arthur W. Currie. Toronto: Thomas Allen.
- O'Connell, Robert J. (1993). Sacred Vessels: The Cult of the Battleship and the Rise of the U.S. Navy. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-508006-8.
- Rasor, Eugene L. (2000). Winston S. Churchill, 1874-1965: A Comprehensive Historiography and Annotated Bibliography. London: Greenwood. ISBN 0-3133-0546-3.
- Tarrant, V. E. (1995). Jutland: The German Perspective: A New View of the Great Battle, 31 May 1916. London: Arms & Armour Press. ISBN 1-85409-244-8.