Yamamoto Kansuke
Yamamoto Kansuke 山本勘助 | |
---|---|
Lahir | 1501 Ushikubo, Provinsi Mikawa, Jepang |
Meninggal | 18 Oktober 1561 Provinsi Shinano, Japan |
Pekerjaan | Strategis |
Yamamoto Kensuke (1501-1561) adalah samurai pada zaman Sengoku/perang sipil Jepang yang mengabdi pada daimyo Takeda Shingen dari Provinsi Kai. Dia adalah ahli strategi brilian dan salah satu dari 24 jenderal Takeda. Nama aslinya adalah Haruyuki, Kansuke adalah nama kehormatan yang dianugerahkan Shingen padanya. Yamamoto berasal dari Provinsi Mikawa dan awalnya mengabdi pada klan Imagawa yang menganggapnya tidak berpotensi karena kakinya yang pincang dan matanya yang cuma sebelah sehingga memperlakukannya dengan dingin. Hingga pada suatu ketika dia bertemu dengan salah seorang jenderal Takeda, Itagaki Nobutaka, yang memberinya kesempatan audisi dengan Takeda Shingen. Shingen sangat terkesan padanya dan menganugerahkannya daerah 1.000 koku. Shingen juga sering meminta nasihat darinya.
Dalam berbagai peperangan Shingen dalam perebutan wilayah Shinano, Yamamoto banyak memberi kontribusi besar. Tercatat dalam sejarah bahwa dialah yang mendesain menara penyerang untuk merobohkan benteng-benteng Shinano. Atas jasanya ini, Shingen menganugerahinya nama kehormatan, Kensuke, dan pendapatannya naik menjadi 4.000 koku. Yamamoto juga berperan dalam penaklukkan klan Murakami di Toishi (1551).
Perannya yang paling menonjol adalah dalam Pertempuran Kawanakajima melawan klan Uesugi yang berlangsung hingga lima kali. Tahun 1561, Shingen dan Uesugi Kenshin bertempur untuk yang keempat kalinya dalam pertempuran ini. Saat itu, Uesugi mengambil posisi di puncak Gunung Saijo, sementara Shingen berkemah di sekitar Kastil Kaizu hingga ke bagian timur. Yamamoto menyarankan agar Shingen membagi dua pasukannya yang berjumlah 20.000 orang dengan setengah pertama melakukan serangan fajar terhadap Gunung Saijo, sementara setengah lainnya menuju ke Hachimanbara untuk memblokir jalur mundur Uesugi. Siasat ini diterima Shingen, dia mengirim Kosaka Masanobu dan Baba Nobuharu ke Gunung Saijo dan dia sendiri secara pribadi memimpin sisa pasukannya menyebrangi Sungai Chikuma.
Sayangnya siasat ini terbaca oleh Uesugi yang malam itu juga memimpin 11.000 pasukannya menuruni Gunung Saijo dan menyeberangi sungai. Begitu fajar menyingsing, Uesugi menyerang kemah Shingen secara besar-besaran. Kosaka dan Baba sadar bahwa Gunung Saijo telah ditinggalkan, namun terlambat. Dalam serangan itu adik Shingen, Takeda Nobushige dan pamannya, Morozumi Masakiyo, terbunuh, calon pewaris Shingen, Takeda Yoshinobu juga terluka. Merasa siasatnya adalah penyebab kekalahan tuannya, Yamamoto meraih tombaknya dan terjun dalam pertempuran. Dengan mata satu dan kaki pincang, Yamamoto bertempur dengan gagah berani dan tubuhnya terluka parah. Dia mundur ke daerah terpencil dan bunuh diri. Shingen sendiri lolos dari pertempuran. Dia sangat menyayangkan kematian ahli strateginya yang paling dipercaya itu dan memerintahkan jasadnya dikubur di daerah pertempuran.